- Sejarah
Taman
Sari dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana I
(1755-1792) dan dilanjutkan oleh Sultan Hamengku Buwana II (1792-1810)
ini memiliki banyak bagian yang dapat dikatakan sebagai unik. Menurut
beberapa sumber Taman Sari dibangun oleh Demang Tegis. Demang Tegis ini
dalam sumber tersebut dinyatakan sebagai orang dari Portugis yang
terdampar di Pantai Mancingan (Parangtritis, Bantul). Orang yang tidak
mampu berbahasa Jawa ini dipandang sebagai orang aneh oleh masyarakat
setempat waktu itu sehingga diserahkan ke Keraton Yogyakarta. Oleh
Sultan Hamengku Buwana I kemudian ia diserahi tugas untuk merancang
pembangunan Tamanasari. Versi yang lain menyebutkan bahwa arsitek Taman
Sari ini adalah Raden Rangga Prawirosentiko (Bupati Madiun) dan ahli
strukturnya adalah Demang Tegis.
- Fungsi
Taman
Sari dibangun sebagai tempat beristirahat, menentramkan diri, dan
tempat wisata keluarga raja, Taman Sari juga digunakan sebagai istana
mini dimana Sultan melakukan aktivitasnya seperti berada di kraton oleh
sebab itu sering dinamai istana air, selain itu Taman Sari juga
digunakan sebagai tempat pertahaan dan persembunyian untuk Sultan
apabila mendapat serangan oleh musuh, banyaknya terowongan akan menjadi
jebakan karena jika pintu air dibuka maka seluru musuh akan terperangkap
dan akan tewas tengelam.
- Konsep
Ada
beberapa elemen yang mempengaruhi arsitektur bangunan kompleks Taman
Sari ini, diantaranya pengaruh dari Hindu dan Budha, Jawa dan Islam,
Cina, Portugis dan gaya Eropa, dapat terlihat dibeberapa bagian bangunan
ini. Taman Sari mempunyai dua pintu gerbang utama, yaitu Gapuro Agung
(yang berada dibagian Barat) dan Gapuro Panggung (yang berada dibagian
Timur, yang saat ini(tahun 2007) digunakan sebagai pintu masuk utama ke
lokasi kompleks Taman Sari ini). Bentuk pintu gerbang atau 'Gapuro'nya
sangatlah indah yang merupakan gaya asli Jawa, pada detail dari Gapuro
ini merupakan motif asli Jawa seperti stilasi dari sulur-sulur tanaman,
burung, ekor dan sayap burung garuda.
- Luas, Struktur dan Bahan
Luas
dari Taman Sari memiliki luas lebih dari 10 hektar dengan sekitar 57
bangunan baik berupa gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal
air, maupun danau buatan beserta pulau buatan dan lorong bawah air.
Kebun yang digunakan secara efektif antara 1765-1812
ini pada mulanya membentang dari barat daya kompleks Kedhaton sampai
tenggara kompleks Magangan. Namun saat ini, sisa-sisa bagian Taman Sari
yang dapat dilihat hanyalah yang berada di barat daya kompleks Kedhaton
saja. Keseluruhan bangunan dibuat dengan batu bata. Lengkung, pilar, dan
ring hampir semuanya dibuat dengan sistem susunan rollaag.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar