Rabu, 11 Januari 2012

Taman Sari (water castile)






  • Sejarah
Taman Sari dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana I (1755-1792) dan dilanjutkan oleh Sultan Hamengku Buwana II (1792-1810) ini memiliki banyak bagian yang dapat dikatakan sebagai unik. Menurut beberapa sumber Taman Sari dibangun oleh Demang Tegis. Demang Tegis ini dalam sumber tersebut dinyatakan sebagai orang dari Portugis yang terdampar di Pantai Mancingan (Parangtritis, Bantul). Orang yang tidak mampu berbahasa Jawa ini dipandang sebagai orang aneh oleh masyarakat setempat waktu itu sehingga diserahkan ke Keraton Yogyakarta. Oleh Sultan Hamengku Buwana I kemudian ia diserahi tugas untuk merancang pembangunan Tamanasari. Versi yang lain menyebutkan bahwa arsitek Taman Sari ini adalah Raden Rangga Prawirosentiko (Bupati Madiun) dan ahli strukturnya adalah Demang Tegis.

  • Fungsi 
Taman Sari dibangun sebagai tempat beristirahat, menentramkan diri, dan tempat wisata keluarga raja, Taman Sari juga digunakan sebagai istana mini dimana Sultan melakukan aktivitasnya seperti berada di kraton oleh sebab itu sering dinamai istana air, selain itu Taman Sari juga digunakan sebagai tempat pertahaan dan persembunyian untuk Sultan apabila mendapat serangan oleh musuh, banyaknya terowongan akan menjadi jebakan karena jika pintu air dibuka maka seluru musuh akan terperangkap dan akan tewas tengelam.


  • Konsep 
Ada beberapa elemen yang mempengaruhi arsitektur bangunan kompleks Taman Sari ini, diantaranya pengaruh dari Hindu dan Budha, Jawa dan Islam, Cina, Portugis dan gaya Eropa, dapat terlihat dibeberapa bagian bangunan ini. Taman Sari mempunyai dua pintu gerbang utama, yaitu Gapuro Agung (yang berada dibagian Barat) dan Gapuro Panggung (yang berada dibagian Timur, yang saat ini(tahun 2007) digunakan sebagai pintu masuk utama ke lokasi kompleks Taman Sari ini). Bentuk pintu gerbang atau 'Gapuro'nya sangatlah indah yang merupakan gaya asli Jawa, pada detail dari Gapuro ini merupakan motif asli Jawa seperti stilasi dari sulur-sulur tanaman, burung, ekor dan sayap burung garuda.

  • Luas, Struktur dan Bahan 
Luas dari Taman Sari memiliki luas lebih dari 10 hektar dengan sekitar 57 bangunan baik berupa gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, maupun danau buatan beserta pulau buatan dan lorong bawah air. Kebun yang digunakan secara efektif antara 1765-1812 ini pada mulanya membentang dari barat daya kompleks Kedhaton sampai tenggara kompleks Magangan. Namun saat ini, sisa-sisa bagian Taman Sari yang dapat dilihat hanyalah yang berada di barat daya kompleks Kedhaton saja. Keseluruhan bangunan dibuat dengan batu bata. Lengkung, pilar, dan ring hampir semuanya dibuat dengan sistem susunan rollaag.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar